Sabtu, 08 Mei 2010

MAKALAH AZAS-AZAS MANAJEMEN

PENTINGNYA SUATU PERENCANAAN DI DALAM MENENTUKAN MASA DEPAN SUATU PERUSAHAAN

(MAKALAH INI UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN UJIAN TENGAH SEMESTER)


BAB I
PENDAHULUAN

HAKIKAT PERENCANAAN
Perencanaan pada hakikatnya adalah pemilihan saat ini terhadap kondisi masa depan yang kita hendaki, beserta langkah-langkah yang kita perlukan untuk mewujudkan kondisi - kondisi tersebut. Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dalam manajemen, karena perencanaan adalah suatu proses pendefinisian tujuan - tujuan organisasi yang kemudian diartikulasikan /menyajikan dengan jelas strategi - strategi, taktik - taktik, dan operasi yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam arti lain perencanaan adalah proses membuat peta perjalanan menuju masa depan dan perencanaan tidak berhenti setelah perencanaan dihasilkan, akan tetapi merupakan proses yang terus menerus dilaksanakan untuk memuktahirkan, mengubah dan mengganti peta selama perjalanan masa depan.
Menurut Newman perencanaan Planning is deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen Planning is the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( Where ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.

BAB II
PEMBAHASAN

Manajemen Strategik adalah Proses Adaptasi Organisasi dengan lingkungan yang berubah untuk menyesuaikan diri dan memastikan bahwa implementasi strategi berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam konteks organisasi perencanaan (Planning) dapat diartikan sebagai proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan dikaji cara-cara terbaik untuk mencapai suatu tujuan terbaik.
Perencanaan mempunyai dua unsur yaitu:
1. Perencanaan Formal adalah proses mengunakan investigasi yang kaku untuk mencapai tujuan, memutuskan aktivitas dan secara formil mendokumentasikan ekspektasi organisasi.
2. Perencanaan Tidak Formal adalah Proses secara Intuitif memutuskan tujuan - tujuan dan aktivitas - aktivitas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tanpa penyelidikan yang kaku dan sistematis.

A. ASPEK – ASPEK PERENCANAAN
1. Hierarki Sasaran ( Objectives)
Di dalam setiap organisasi terdapat tingkatan - tingkatan umum, yang setiap tingkatan mempunyai sasaran yang merefleksikan tanggung jawab manajemen disetiap tingkatan.
Sasaran/Strategik ( Strategic Objectives ) merupakan target performa yang berhubungan dengan usaha-usaha jangka panjang seperti pertumbuhan, kemampulabaan dan posisi suatu perusahaan dalam industrinya
a. Sasaran Taktis ( Tactical Objectives ) merupakan target performa jangka menengah untuk mencapai hasil yang terbatas seperti penjualan tahunan, laba kuartalan dan perubahan inkremental dalam produk dan jasa.
b. Sasaran Operasional ( Operational Objectives ) merupakan target performa jangka pendek yang segera untuk aktivitas harian, mingguan, bulanan dan apabila tercapai akan memperkuat sasaran perencanaan taktis.

2. Hierarki Perencanaan.
a. Maksud dan Misi ( Purpose dan Mission ) Waktu perencanaan sepanjang umur organisasi, tidak mempunyai batasan waktu.
b. Rencana Srategik ( Strategik Plans) Waktu perencanaan sasarannya dinyatakan dalam rata - rata dan kecenderungan jangka panjang.
c. Rencana Taktis ( Tactical Plans )
Merupakan sasaran setahunkan dengan target performa yang tetap dan dapat diukur serta menggunakan anggaran performa.
d. Rencana Operasional ( Operational Plans )
Sasaran jangka pendek dan batas waktu yang sesuai untuk memenuhi Kebutuhan.

3. Manajemen berdasarkan Sasaran ( MBO = Management By Objectives )
Suatu teknik untuk melibatkan karyawan pada semua tingkatan secara bersama dalam mendefinisikan sasaran dan pengendalian hasil. Manajer dibagi atas tingkatan - tingkatan perencanaan dan tanggung jawab dengan memberikan pertalian antara strata untuk memperbaiki koordinasi.
Sasaran MBO adalah pendekatan manajemen yang positif dan terpadu dengan mencapai laba perusahaan yang meningkat, baik jangka panjang maupun jangka pendek melalui usaha manajemen kelompok yang kompeten dan mempunyai tujuan yang jelas.

B. PROSES MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN :
1. Menentukan Sasaran yaitu Proses pengambilan keputusan bersama karyawan didorong untuk mengambil peranan yang penting dalam menyatakan ide.
2. Menspesifikasikan Rencana Tindakanya merupakan rencana tindakan yang realitis disetujui oleh manajer dan bawahnya, dan ditulis dengan teliti untuk penelaahan berkala.
3. Penelahaan Performa merupakan suatu proses motorisasi oleh manajer secara berkala kepada bawahannya untuk menelaah kemajuan terhadap sasaran. Penelaahan dilakukan minimal sekali dalam setahun.
4. Koreksi dan Adaptasi adalah Tindakan Korektif di ambil setelah penelaahan Performa.

C. MANFAAT PROGRAM MBO ( MANAGEMENT BY OBJECTIVES ) :
1. Memungkinkan Individu mengetahui sesuatu yang diharapkan dari organisasi atau perusahaan.
2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat manager menetapkan tujuan.
3. Memperbaiki komunikasi antara menajer dan bawahannya.
4. Proses pemisahan yang wajar dengan memusatkan perhatian pada pencapaian.

D. PROSES ADAPTASI PADA LINGKUNGAN YANG BERUBAH :
1. Pengawasan terhadap lingkungan eksternal dan Internal pada semua aspek yang perusahaan berkepentingan.
2. Identifikasi kesempatan lingkungan untuk dieksploitasi dan menghindari bahaya-bahaya.
3. Analisis kekuatan dan kelemahan yang penting dalam penemuan dan penilaian strategi-strategi.
4. Identifikasi Strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Mengadakan suatu proses manajerial yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa semua strategi yang diimplementasikan secara tepat.

E. PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN
1. Merumuskan Misi dan Tujuan.
Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan.

2. Memahami Keadaan Saat ini.
Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.
Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.
Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih.
b. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
c. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain.

Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen strategik.

F. KELEMAHAN - KELEMAHAN PERENCANAAN STRATEGIK :
1. Perencanaan Strategik tidak dapat menjamin perusahaan akan menghasilkan strategi yang paling tepat, karena strategik tersebut ditentukan oleh manusia.
2. Keadaan lingkungan yang berubah terus.
3. Perlawanan atau resistensi Intern (prasangka-prasangka karyawan) karyawan lama biasanya sudah terbiasa dengan sistem yang mana.
4. Mahal biayanya.
5. Penyusunan Perencanaan Strategik itu sulit karena membutuhkan suatu tingkat Imaginasi yang tinggi, kemampuan analisis, kreatifitas dan keuletan.
6. Perencanaan strategik membatasi pilihan/alternatif, mengurangi inisiatif dalam suatu jajaran alternatif yang berada diluar jangkauannya.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Manajemen strategik dan Perencanaan strategik sangat penting bagi keberhasilan usaha karena kalau strategik salah kemungkinan besar perusahaan akan mengalani kesulitan meskipun perusahaan telah berusaha seefisien mungkin. Manajemen Strategik memberikan pengarahan dan batas-batas untuk kegiatan operasional.
2. Perencanaan strategik merupakan tulang punggung dari manajemen strategik karena merupakan bagian terpenting dan langkah utama dalam memyelenggarakan suatu manajemen strategik.
3. Perencanaan yang intuitif dan perencanaan jangka panjang yang formal seharusnya saling mengisi karena perencanaan yang formal dapat membantu manajer dalam mempertajam masukan-masukan intuitif – antisipatif kedalam proses perencanaan. Perencanaan formal akan lebih efektif apabila semua tingkatan manajemen mencakup timbangan/intuisi mereka didalam merencanakan.

B. SARAN
Untuk dapat mencapai tujuan masa depan suatu perusahaan maka perlu adanya perencanaan strategic dan perencanaan operasional yang pelaksanaannya dapat berjalan saling beriringan dan saling mengisi kelemahan masing-masing perencanaa.
DAFTAR PUSTAKA

1. James. A.F. Stoner, dan R. Edward Freeman, Management, Edisi Kelima, Jakarta: Intermedia, Prentice Hall.
2. Harold Koontz / Cyril O’Donnell /Heinz Weihrich, Management, Edisi Kedelapan, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
3. Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

AZAS - AZAS MANAJEMEN

PERAN PENTING KOORDINASI YANG EFEKTIF UNTUK MENGATASI DIFERENSIASI DAN POLA PIKIR YANG BERBEDA DALAM MENCAPAI SUATU TUJUAN ORGANISASI



BAB I
PENDAHULUAN

Pengkoordinasian merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena pengkoordinasian merupakan pengikat, penyeimbang dan penyelaras semua aktifits dan usaha, maka dapat disimpulkan bahwa setiap fungsi manajemen yang lain juga memerlukan suatu pengkoordinasian. Koordinasi adalah proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.
Dengan organisasi diharapkan keharmonisan dan keselarasan seluruh kegiatan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga beban tiap bagian menjadi serasi , selaras dan seimbang.
Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan tiap satuan pelaksanaan. Koordinasi sangat dibutuhkan pada saat pekerjaan yang insidentil dan tidak rutin serta pekerjaan yang tidak direncanakan terlebih dahulu..
James D. Thomson membagi tiga saling ketergantungan diantara satuan-satuan organisasi, yaitu :
1. Ketergantungan yang menyatu ( Pooled interdependence )
Dimana tiap kegiatan departemen dan fungsional tergantung pada pelaksanaan kerja tiap satuan.
2. Ketergantungan yang berurutan ( sequential interdependence ) :
Dimana pekerjaan dari tiap departemen atau fungsional tergantung dari penyelesaian pekerjaan departemen yang lain sebelum satuan lain dapat bekerja.
3. Ketergantungan timbale balik ( reciprocal interdependence ):
Merupakan hubungan member dan menerima anrat satuan organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP – PRINSIP KOORDINASI
Karena adanya pembagian tugas/kerja dalam organisasi maka individu-individu atau kelompok-kelompok dalam organisasi merupakan bagian dari organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan sendiri - sendiri oleh karena itu perlu dan harus diarahkan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prinsip- prinsip koordinasi tersebut antara lain :
1. Prinsip kesatuan arah dan tujuan.
2. Prinsip kesepakatan tentang kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.
3. Prinsip ketaatan dan loyalitas.
4. Prinsip saling tukar informasi kegiatan, hasil yang dicapai dan masalah yang dihadapi.
5. Prinsip saling menghormati, saling percaya dan saling membantu.
6. Prinsip Profesionalitas.
7. Prinsip saling dapat dipercaya.
8. Prinsip Ketepatan penggunaan alat koordinasi.
9. Prinsip Efisiensi
10. Prinsip adanya koordinator atau pemimpin yang menggerakan dan memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dalam organisasi dan mengerti serta mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

B. SYARAT – SYARAT KOORDINASI
Koordinasi akan dapat berjalan dengan baik bila mampu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Lakukan hubungan langsung
2. Lakukan sejak awal perencanaan berdirinya organisasi atau awal perencanaan.
3. Lakukan terus menerus.
4. Sesuaikan dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi.
5. Tentukan tujuan yang jelas dan jelaskan tujuan tersebut.
6. Buatlah stuktur organisasi yang sederhana
7. Rumuskan tugas, wewenang dan tanggung jawab dan criteria keberhasilan yang jelas pada setiap individu dan bagian organisasi.
8. Ciptakan system komunikasi dan informasi yang efektif dalam organisasi.
9. Lakukan control yang efektif.
10. Penempatan pimpinan yang efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.

C. MASALAH-MASALAH DALAM PENCAPAIAN KOORDINASI YANG EFEKTIF.
Masalah-masalah ini terjadi karena adanya pembagian tugas, maka timbullah perbedaan dalam kegiatan pekerjaan. Perbedaan kegiatan tersebut dapat berpengaruh terhadap organisasi sehingga dapat menimbulkan masalah koordinasi.
Perbedaan sikap dan perilaku individu - individu menimbulkan masalah koordinasi, antara lain :
1. Adanya perbedaan dalam orientasi terhadap sasaran/ tujuan tertentu.
2. Adanya perbedaan dalam orientasi waktu.
3. Adanya perbedaan dalam orientasi antar pribadi
4. Adanya perbedaan dalam formalitas struktur organisasi
5. Adanya perbedaan jarak geografis.
6. Adanya perbedaan antar manusia karena faktor social, budaya, pandangan hidup serta latar belakang pendidikan.
7. Adanya perbedaan dalam ambisi.

D. PEDOMAN KOORDINASI :
1. Koordinasi harus terpusat merupakan pengendalian guna menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian.
2. Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3. Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan wujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.

E. KEBAIKAN DAN HABATAN KOORDINASI YANG EFEKTIF
Kebaikan :
1. Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
2. Tiap bagian akan memperoleh infor-masi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu peranan-nya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar ter-hadap kemungkinan ketidak serasian antar bagian.
3. Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahan :
1. Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu
3. Perbedaan orientasi antar pribadi
4. Perbedaan dalam formalitas struktur

F. PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI KOORDINASI YANG EFEKTIF
Menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
1. Teknik-Teknik Dasar Manajemen
a. Hirarki manajemen terdiri atas rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formar, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas sehingga menimbulkan integritas bila diformulasikan dengan jelas serta dilaksanakan dengan arahan yang tepat.
b. Aturan dan prosedur, merupakan keputusan-keputusan yang dibuat untuk mengatur kejadian-kejadian rutin.
c. Penerapan rencana dan penetapan tujuan dilakukan untuk mengkoordinasikan melalui pengarahan dalam mencapai sasaran yang sama untuk tiap satuan organisasi
2. Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu :
a. Investasi dalam sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar lantai perintah.
b. Menciptalkan hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan.
Ada beberapa hubungan lateral :
- Hubungan langsung
- Hubungan kelompok langsung
- Hubungan silang
3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi, ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
a. Penciptaan sumberdaya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misalnya penambahan tenaga kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah yang timbul sekarang.
b. Penciptaan tugas – tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan cara mengubah karakter satuan organisasi.

BAB III
KESIMPULAN


1. Koordinasi diperlukan agar segala kegiatan sinkron terpadu tertuju pada pencapaian tujuan bersama.
2. Koordinasi didapat dengan menyederhanakan organisasi, strategi-kebijaksanaan-program yang harmonis, metode komunikasi yang baik, koordinasi sukarela dan supervisi.
3. Koordinasi dapat dilakukan secara vertikal maupun horizontal di dalam organisasi yang formal dan yang informal.
4. Pertimbangan kunci dalam memilih pendekatan yang terbaik terhadap koordinasi adalah dengan mencocokan kemampuan koordinasi organisasi dengan kebutuhannya akan koordinasi.
5. Komunikasi dan motivasi merupakan faktor penentu kepemimpinan didalam koordinasi . Mereka yang menjalankan komunikasi dan motivasi yang baik terjamin akan menjadi pemimpin yang baik pula.
6. Koordinasi, integrasi dari tugas-tugas individual dan departemental, dibutuhkan untuk mengatasi diferensasi, pola pikir yang berbeda yang cenderung dikembangkan oleh masing-masing bagian. Pertimbangan pokok adalah mencocokan kemampuan koordinasi organisasi dengan kebutuhannya akan koordinasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. James. A.F. Stoner, dan R. Edward Freeman, Management, Edisi Kelima, Jakarta: Intermedia, Prentice Hall.
2. Harold Koontz / Cyril O’Donnell /Heinz Weihrich, Management, Edisi Kedelapan, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
3. Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

MAKALAH AGAMA ISLAM

KONSEP PERKAWINAN UNTUK MEMINIMALKAN
KONFLIK RUMAH TANGGA






DISUSUN OLEH
NAMA : RINI DARUSANTI
NPM : 0914000101
PROGRAM STUDI : MSDM
MATA KULIAH : AGAMA ISLAM
DOSEN : DRS H. CHOMSAH HARIS, M.Ag
TUIGAS YANG KE : 2

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA
2009


KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللهِ الََّرحْمَنِ الَّرحِيْمِ
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang senantiasa melimpahkan rahmat serta taufik-Nya. Salawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada kesempatan ini penulis akan membuat suatu makalah yang berjudul “ KONSEP PERKAWINAN UNTUK MEMINIMALKAN KONFLIK RUMAH TANGGA ”. Adapun pembuatan makalah kecil ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian tengah semester (UTS) pada STIA LAN TAHUN 2009.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik ilmu pengetahuan maupun ketentuan-ketentuan dalam pembuatannya, juga keterbatasan buku-buku yang penulis miliki. Semua ini masih jauh dari sempurna dan kebenarannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran dalam penyempurnaan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
TERIMA KASIH
Jakarta, Juni 2009
Penulis:


DAFTAR ISI
Hlm.
KATA PENGANTAR ……………………………………………….... . i
DAFTAR ISI …..……………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …..………………………..…………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Faktor - Faktor Penyebab Keruntuhan Rumah Tangga …. 2
2. Konsep Meminimalkan Konflik Rumah Tangga……………. 3
3. Petunjuk Dalam Membina Rumah Tangga………………… 4
4. Peran Suami dan Istri dalam Rumah Tangga ……….…….. 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .………………………..………………………… 8



BAB I
PENDAHULUAN

Membangun sebuah keluarga sakinah adalah suatu proses. Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang diam tanpa masalah. Namun lebih kepada ada keterampilan untuk manajemen konflik.
Kehidupan rumah tangga adalah dalam konteks menegakkan syariat Islam, menuju ridho Allah Swt. Suami dan istri harus saling melengkapi dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga yang harmonis menuju derajat takwa. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. at-Taubah [9]: 71).
Menurut pendapat Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah, sedikit sekali rumah tangga yang selamat dari lilitan perselisihan di antara anggotanya khususnya di antara suami istri. Karena yang namanya berumah tangga membangun hidup berkeluarga dalam perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar, sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang muncul ini dapat memicu perselisihan dalam rumah tangga yang bisa jadi berujung dengan pertengkaran kemarahan dan keributan yang tiada bertepi atau berakhir, dengan damai saling mengerti dan saling memaafkan.


BAB II
PEMBAHASAN

I. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUNTUHAN RUMAH TANGGA.

Bagaimana dengan kehidupan rumah tangga yang diharapkan dapat berjalan sebagaimana yang telah direncanakankan. Walaupun kita merencanakan dan mencoba sebaik mungkin untuk mewujudkan sebuah rumah tangga yang bahagia, namun kadangkala pertengkaran didalam rumah tangga itu tidak dapat dielakkan. Dan adakalanya sehingga membawa kepada perpisahan yang amat menyakitkan.

Islam merupakan agama yang syumul. Jadi Islam telah menggariskan jalan penyelesaian dan mestilah diselesaikan dengan jalan terbaik.
Sebelum itu,mari kita lihat dulu faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan rumah tangga . Diantara sebab utamanya ialah:
1. Tiada persefahaman dan pendidikan agama yang mendalam. Jadi masing-masing tidak mengerti dan sekaligus mengabaikan tanggungjawab mereka.
2. Tidak intropeksi diri bila terjadi perselisihan atau pertengkaran. Ingat, intropeksi diri merupakan suatu perkara yang amat penting dalam memastikan kebahagiaan dalam rumah tangga.
3. Perkawinan karena terpaksa tanpa mendapat kerelaan daripada kedua-dua belah pihak.
4. Perkawinan atas dasar cinta atau nafsu semata-mata tanpa menilai kepentingan agama. Tapi inilah yang berlaku dalam masyarakat sekarang. Perkawinan atas dasar cinta. Bila sudah hilang cinta, Saya tidak menafsirkan bahwa cinta memang menjadi aspek utama terbinanya sesuatu hubungan.

II. KONSEP MEMINIMALKAN KONFLIK RUMAH TANGGA.

1. Siap Dengan Hal Yang Tidak Kita Duga.
Pada dasar kita selalu siap untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Mudah bagi kita bila yang terjadi cocok dengan harapan kita. Namun bagaimanapun tiap orang itu berbeda-beda. Tidak semua harus sama “gelombangnya” dengan kita. Maka yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri agar potensi konflik akibat perbedaan ini tidak merusak. Dalam rumah tangga bisa jadi pasangan kita teryata tidak seideal yang kita impikan. Maka kita harus siap melihat ternyata dia tidak rapi tidak secantik yang dibayangkan atau tidak segesit yang kita harapkan. misalnya. Kita harus berlapang dada sekali andai ternyata apa yang kita idamkan tidak ada pada dirinya. Juga sebalik apabila yang luar biasa kita benci. Ternyata isteri atau suami kita memiliki sikap tersebut.

2. Memperbanyak Pesan Aku
Tindak lanjut dan kesiapan kita menghadapi perbedaan yang ada adalah memeperbanyak pesan aku. Sebab umum makin orang lain mengetahui kita makin siap dia menghadapi kita.
Maka di sinilah perlu kita belajar memberitahukan. Memberitahukan apa yang kita inginkan. Inilah esensi dari pesan aku. Dengan demikian ini akan membuat peluang konflik tidak membesar. Karena kita telah mengkondisikan agar orang memahami kita. Sungguh tidak usah malu menyatakan harapan ataupun keberatan-keberatan kita. Sebab justru dengan keterbukaan seperti ini pasangan hidup kita dapat lebih mudah dalam menerima diri kita. Termasuk dalam hal keberadaan orang lain. Misal orang tua kita akan datang. Maka adalah suatu tindakan bijaksana apabila kita mengatakan kepada suami tentang mereka.

3. Membuat Peraturan dalam Rumah Tangga
Kita harus memiliki aturan-aturan yang disepakati bersama. Karena kalau tidak tahu aturan bagaimana orang bisa menurut? Bagaimana kita bisa selaras? Jadi kita harus membuat aturan sekaligus disosialisasikan! Begitu pula pada anak-anak. Kita harus mensosialisasikan peraturan ini. Tidak usah kaku. Buat saja apa yang bisa dilaksanakan oleh semua. Makin orang tahu peraturan maka peluang berbuat salah makin minimal.


III. PETUNJUK DALAM MEMBINA RUMAH TANGGA.

Untuk menolong kita didalam usaha-usaha membina rumah tangga dengan Islami, Islam telah memberikan petunjuk kepada kita. Diantaranya adalah:
1. Pernikahan kita haruslah karena Allah. Yaitu bertujuan untuk membina sebuah rumah tangga dengan Islami melahirkan keturunan dengan soleh membina keluarga dengan sanggup memikul amanah dan dapat melaksanakan kewujudan hidayah Allah sehingga hidayah tersebut akan terus berlanjutan.

2. Pernikahan ditujukan untuk menjaga pandangan & kehormatan kita sehingga kita betul-betul bertakwa kepada Allah. Rasulullah SAW telah bersabda: "Allah berhak menolong tiga golongan orang dengan berjihad di jalan Allah, hamba mukatab dengan ingin membayar harga tebusannya, dan orang dengan menikah dengan tujuan untuk dapat memelihara kehormatan dirinya." (HR Tirmidhi, Ibn Hibban, dan Al-Hakim).
Sabda Rasulullah SAW dengan lain: "Barang siapa dengan menikah berarti dia telah menyempurnakan sebahagian agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dengan merupakan sebahagian lainnya lagi." (HR al-Baihaqi)

3. Kita haruslah bijak dalam memilih pasangan hidup yang akan menjadi teman hidup kita dengan diharapkan dapat seiring dan sejalan. Ini memerlukan usaha dengan sungguh-sungguh. Rasulullah SAW telah bersabda: "Pilihlah (dengan terbaik) untuk keturunanmu karena (kegagalan dari) satu generasi akan menuju kepada krisis." (HR Ibnu Majah dan Abu Mansur).

4. Kita hendaklah memilih pasangan hidup dengan memiliki akhlak dengan baik dan berpegang teguh kepada agama, jadi kekayaan dan wajah bukanlah ukuran utama.
Sabda Rasulullah SAW: "Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya; boleh jadi kecantikannya itu akan membuat mereka hina. Janganlah kamu menikahi wanita karena hartanya; boleh jadi hartanya itu akan membuat mereka zalim. Tapi nikahilah mereka karena agamanya. Wanita hamba sahaya dengan tuli namun beragama adalah lebih baik." (HR Ibnu Majah)

5. Kita harus menjauhkan diri dari melanggar perintah Allah dan menjauhi kemurkaan Allah serta azabnya. Seperti dengan disabdakan oleh Rasulullah s.a.w: "Siapa dengan menikahi wanita karena ketinggian kedudukannya, pernikahan itu tidak akan membawa sesuatu kepadanya kecuali kehinaan. Barangsiapa menikahi wanita karena hartanya maka itu tidak akan menambah sesuatu kepadanya kecuali kemiskinan. Barangsiapa dengan menikahi wanita karena keturunannya, perkawinan itu tidak akan menambah sesuatu kepadanya kecuali hina dina. Dan barang siapa dengan menikahi wanita dengan tujuan agar dapat menahan pandangannya, memelihara kehormatannya atau menghubungkan silaturahim, Allah akan memberikan berkah kepadanya bersama wanita itu dan memberikan berkah kepada wanita itu bersamanya." (HR Abu Nuaim)

IV. PERAN SUAMI DAN ISTRI DALAM RUMAH TANGGA

Pemilihan isteri dengan baik tidaklah melepaskan kita dari tanggungjawab terhadapnya setelah kita bernikah. Malahan, tanggung jawab dengan utama dimulai "right at the first moment" setelah pernikahan. Beberapa tanggung jawab itu diantaranya:

1. Kita harus selalu bersikap baik terhadap isteri dan bergaul degannya dengann pergaulan dengan mesra. Dengann cara ini diharapkan akan tumbuh rasa saling percaya di antara kita dan pasangan hidup kita. Sabda Rasulullah SAW "Orang dengan terbaik diantara kalian adalah orang dengan paling berlaku baik terhadap isterinya dan akulah dengan terbaik (diantara kalian) terhadap keluargaku." (HR Tirmidzi)
Kita juga harus melaksanakan sabda Rasulullah SAW: "Mukmin dengan paling sempurna imannya adalah mukmin dengan paling baik akhlaknya dan mukmin dengan paling lemah lembut terhadap isterinya." (HR Tirmidzi)

2. Hubungan kita dengan isteri tidaklah terbatas pada hubungan syahwat saja. Hubungan kita dengann isteri seharusnya boleh mewujudkan kesamaan pemahaman. Pasangan Muslim seharusnya spend time untuk bersama-sama membaca, beribadah, mengurusi pekerjaan rumah tangga, dan bercengkrama (bersenda gurau). Dalam masalah ibadah Allah telah berfirman dengan bermaksud "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan solat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah dengan memberi rezki kepadamu. Dan akibat dengan baik itu adalah orang-orang dengan bertidakwa." (QS 20:132)
"Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang dengan diredhai di sisi Tuhannya." (QS19:55) Dalam hal hubungan dengan mesra dengann isteri, kita tahu bahwa Rasulullah s.a.w. biasa mengajak isteri beliau, Aisha r.a, untuk berlumba lari Rasulullah s.a.w pun biasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah (membantu meringankan isteri beliau), bahkan dengann menjahit sepatu.

3. Hubungan kita dengan isteri haruslah dalam batas syariah Islam. Kita tidak boleh melanggar syariah Islam, menjatuhkan nama Islam, atau melanggar hal-hal dengan diharamkan oleh Allah. Sabda Rasulullah s.a.w."Celakalah lelaki dengan menjadi hamba istrinya." (Al-Firdausi) “Sesungguhnya, keberhasilan dalam memilih pasangan dengan soleh/solehah dan keberhasilan dalam pernikahan sesuai dengann Islam akan banyak menolong dalam usaha-usaha mendidik anak dengann tarbiyah Islamiyah dengan diharapkan.

Kegagalan dalam membina rumah tangga menurut cara dengan Islami dan kesalahan memilih pasangan hidup boleh menyebabkan keruntuhan dan berlakunya keburukan dengan menguasai keluarga secara keseluruhan.
Pertengkaran dengan terjadi dalam kehidupan suami isteri secara langsung mempengaruhi pendidikan dan kejiwaan anak. Karena itu, tanggung jawab kita dengan pertama dalam pendidikan anak-anak kita adalah membangunkan pernikahan dengan Islami (seperti dengan ditunjukkan oleh Islam).


BAB III
KESIMPULAN


Sejalan dengan itu dibutuhkan relasi yang jelas antara suami dan istri, dan tidak bisa disama-ratakan tugas dan wewenangnya. Suami berhak menuntut hak-haknya, seperti dilayani istri dengan baik. Sebaliknya, suami memiliki kewajiban untuk mendidik istri dan anak-anaknya, memberikan nafkah yang layak dan memperlakukan mereka dengan cara yang makruf.
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menghalangi mereka kawin dan menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (Qs. an-Nisâ’ [4]: 19).
Sampai kapanpun rumah tangga orang-orang yang memiliki keutamaan dalam agama ini juga tidak lepas dari masalah perselisihan pertengkaran dan kemarahan. Namun berbeda dengan orang-orang yang tidak mengerti agama orang yang memiliki keutamaan dalam agama tidak membiarkan setan menyetir hingga menjerumuskannya kepada apa yang disenangi oleh setan. Bahkan mereka berlindung kepada Allah dari godaan setan berusaha memperbaiki perkara mereka menyatukan kembali kebersamaan mereka dan menyelesaikan perselisihan di antara mereka.
Pada hakikatnya hasil dengan diharapkan dari terbinanya sebuah rumah tangga Islam adalah terwujudnya satu generasi dengan soleh, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah : "Dan orang-orang dengan berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang dengan bertidakwa." (QS 25:74)
Anak-anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak berdosa). Bila anak kita mendapatkan tarbiyah dengan baik dia akan menjadi anak dengan soleh. Namun bila anak dibesarkan di tengah-tengah ibu bapa dengan sering bertengkar atau ibu bapa dengan keluar dari landasan Islam, anak itu akan demikian juga. Rasulullah SAW telah bersabda: "Anak-anak itu lahir dalam keadaan fitrah, adalah ibu bapaknya dengan menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Bukhari dan Muslim).

Analisa Partai Politik

PARTAI DEMOKRAT

BAB I
PENDAHULUAN

I. Sejarah Singkat

Partai Demokrat didirikan atas inisiatif dan terilhami oleh kekalahan Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Ada beberapa orang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi Presiden, agar cita-cita tersebut bisa terlaksana dengan jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik. Perumusan konsep dasar dan platform partai dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh saudara Vence Rumangkang.
Pada tanggal 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada saudara Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun dan disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka saudara Vence Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal sementara Bendahara Umum dijabat oleh saudara Vence Rumangkang.
Partai Demokrat didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI dan pada tanggal 25 September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai. Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Demokrat Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.
Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi. Pada tahun. 2003 diadakan koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat.

BAB II
PEMBAHASAN

Reputasi Partai Demokrat Pada Saat Ini
Partai Demokrat mempunyai Fraksi dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di semua tingkatan, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah badan pelaksana kebijakan Partai Demokrat di Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di semua tingkatan untuk memperjuangkan visi, misi, program, maksud dan tujuan Partai Demokrat maupun aspirasi dan kepentingan rakyat untuk mewujudkan cita-cita Bangsa.
1. Menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai jiwa Proklamasi Kemerdekaan.
2. Mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
3. Melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia baru yang berwawasan nasionalisme, pluralisme dan humanisme.
4. Meningkatkan partisipasi seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan kehidupan bernegara yang memiliki pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, serta dinamis menuju terwujudnya Indonesia yang demokratis, sejahtera, maju dan modern, dalam suasana aman dan penuh kedamaian lahir dan batin.

Menurut Pengamat dari LSI, Syaful M. mempredikasi partai Demokrat saat ini bisa melejit ke No 1, Pengamat yang juga jargon spesialis perhitungan cepat ini mengemukakannya kemarin di media massa bahwa kinerja partai demokrat tergantung pada figurnya SBY(Susilo Bambang Yudhoyono), kalau SBY banyak tebar pesona lewat BLT, menangkap besannya, lalu menurunkan harga premiumdan disaat menjelang pemilu menurunkan harga solar, maka parpol ini terus eksis dan jika kebijakan SBY banyak membuat rakyat susah, maka reputasi parpol ini juga akan melorot

Sudah saatnya kader Partai Demokrat menceritakan keberhasilan yang telah dikerjakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) keadaan masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing. “Keberhasilan yang telah diraih SBY belum optimal pencapaiannya maka lima tahun ke depan harus jelas sasarannya. Partai Demokrat harus leading dalam sosialisasi dan mobilisasi guna meraih simpati dan dukungan masyarakat. Apakah itu melalui area campaign, serangan udara maupun infantri darat dari dapil ke dapil. “Itu yang harus dilakuan para calon angota legislatif, fungsionaris, dan seterusnya kemudian dilakukan terorganisir dengan baik. Selain itu juga dalam soal pencitraan. lebih berkaitan dengan program-program yang sudah dikerjakan pemerintah. Pada waktu empat tahun terakhir, LSI sudah melakukan sebanyak 20 kali survey dan sebanyak 7 kali Partai Demokrat unggul. Namun, selama itu publik kurang memperhatikan. Partai Demokrat (dalam hal ini SBY) melaksanakan pemerintahan selama 4 tahun dan menerapkan sesuai Pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Lewat bantuan tunai langsung (BLT) Presiden SBY sudah memajukan kesejahteraan umum, tapi ada pihak-pihak lain yang mempelesetkan arti BLT tersebut.

Pada dasarnya lewat sosialisasi dan mobilisasi yang kuat., pemilih sangat terbuka sehingga siapa saja yang bekerja keras akan mendapatkan (swing voter). Beda panorama itu bukan tanpa pesan politik. Itu isyarat perbedaan strategi dua partai yang menurut banyak survei terakhir, menduduki dua posisi teratas menyikapi bursa calon wakil presiden (cawapres). Tanpa kehadiran tokoh luar, Demokrat tak mau menebar harapan kepada figur lain sebagai nominasi pendamping SBY. Wacana pasangan SBY dan koalisi akan disikapi pasca-pemilu legislative

Menurut Drajad, keuntungan politik itu dapat diraih bila tim sukses Yudhoyono mampu merespon krisis ekonomi ini dengan baik. Di masa krisis ini pemerintah dapat menurunkan harga minyak dan komoditas lainnya dan kebijakan penurunan harga minyak goreng merupakan salah satu langkah strategis. Meskipun semua itu tidak banyak manfaat bila pemerintah tidak mampu menjaga nilai rupiah. Pemerintah agar tetap mengamankan nilai mata uang ini di level Rp 11.500 hingga pemilihan umum nanti. “Kalau pemerintah bisa menjaga rupiah, maka keuntungan incumbent semakin besar .




BAB III
PENUTUP

III. ALASAN PENULIS MEMILIH PARTAI DEMOKRAT

1. Partai Demokrat adalah sebuah partai baru yang mempunyai misi dan visi jelas dan tidak muluk-muluk.
2. Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pertumbuhan ekonomi cukup meningkat,stabilitas keamanan terjamin sehingga banyak investor yang menginvestasikan kekayaannya.
3. kehadiran partai demokrat bisa menjadi solusi dan jawaban bagi persoalan-persoalan masyarakat dalam mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat termasuk perlakuan yang tidak adil, masalah pupuk palsu, pendidikan dan persoalan ekonomi lainnya.
4. Demokrat lebih meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat dan lewat keberhasilannya memberantas korupsi di tanah air yang belum pernah diwujudkan oleh pemimpin sebelumnya.

Makalah Analisa Sosiologi Interaksi Sosial

INTERAKSI SOSIAL
Disusun Oleh : Rini Darusanti NPM. 0914000101


BAB I
PENDAHULUAN

RINGKASAN CERITA

Pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri bahwa penembakan dua roket dari GAZA yang menghantam kawasan Israel, tidak ada hubungannya dengan Gerakan Perlawanan (HAMAS). Pernyataan tersebut disampaikan pada saat perundingan antara Israel dengan gerakan Geris keras yang menguasa jalur GAZA yang ditengahi oleh Mesir, dalam upaya mengubah genjatan senjata yang tengahnya yang bertahan dengan pertukaran tahanan dengan pertukaran seorang prajurit Israel dengan ratusan orang palestina yang ditahan oleh Pasukan Israel.
Penembakan kedua Roket tersebut membuat murka pasukan Israel dan akibatnya pasukan Israel mengadakan beberapa serangan udara dengan membombadir kurang lebihnya 40 terowongan yang menghubungkan wilayah jalut Gaza dengan Gurun Sinai di Mesir, yang diduga sebagai persembunyian gerilyawan Palestina dan penyelundupan senjata dan barang-barang.
Hamas menguasai jalur Gaza setelah mengalahkan pasukan Palestina dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari, dan wilayah tersebut diblokade oleh Israel. Kekerasan Hamas-Israel telah memakan banyak korban. Korban tewas Palestina sekitar 1.300 dan di pihak Israel 13 orang.
Meskipun Perundingan telah disepakati oleh kedua belah pihak, akan tetapi masih juga terjadi serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel dengan Palestina.
Penulis disini ingin membahas masalah ini dari sudut pandang Disasosiatif dalam bentuk Kontravensi dan Conflict serta Asosiatif dalam bentuk Akomodasi dan Cooperatif (Kerja sama).

BAB II
PEMBAHASAN

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. DISOSIATIF
Proses disosiatif sebagai oppositional proccesses, yang dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan yaitu perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence).
Disasosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, salah satunya yaitu Kontravensi.

a. Kontravensi dalam bentuk Sederhana (menyangkal pernyataan) seperti Pernyataan Hamas bahwa Hamas menentang Penembakan roket dari Gaza ke Israel dan gerakan perlawanan Hamas tidak ada kaitannya dengan penembakan roket-roket itu.
Kontravensi pada hakikatnya suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian dan merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain (kelompok) atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu .
Kontraversi dalam bentuk Umum (perlawanan); Pasukan Israel membalas penembakan roket ke Palestina dengan serangan-serangan udara di perbatasan Gaza Mesir.

b. Conflict
Perseteruan antara Palestina dan Israel yang telah banyak memakan korban nyawa anak-anak dan juga para wanita ini merupakan contoh Disasosiatif dalam bentuk Conflict ( Pertentangan atau pertikaian ).
Conflict adalah suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan baik dengan ancaman atau kekerasan.
Sebab-sebab Conflick terjadi karena adanya perbedaan, antara lain :
- Perbedaan antara individu
- Perbedaan kebudayaan
- Perbedaan kepentingan
- Perubahan social.
Dan akibat dari bentuk-bentuk Conflick adalah :
- Tambahnya solideritas “ in-group”
- Atau sebaliknya yang terjadi yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok.
- Perubahan kepribadian
- Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihk tertentu.
2. ASOSIATIF
a. Kerjasama
Merupakan bentuk interaksi social yang pokok dan kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan dan organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Dalam hal ini seperti dalam artikel di atas yaitu perundingan antara Israel dengan aliran garis keras (Hamas) dengan maksud agar Gilad Shalit, seorang prajurit Israel yang ditangkap oleh pejuang Gaza ditukar dengan ratusan prajurit Palestina yang ditahan oleh Israel.

b. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses dalam hubungan hubungan social dimana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Sebuah kesepakatan untuk tidak menembakkan roket ke Israel, antara Hamas dengan 10 orang Palestina meskipun Hamas telah memaksa untuk menandatangi kesepakatan tersebut. Interaksi social ini menunjuk pada proses Akomodasi Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
Akomodasi dalam bentuk Mediation, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri dengan cara mengundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Seperti dalam artikel diatas bahwa Mesir menjadi pihak ketiga dalam menengahi pembicaraan kesepakatan dalam upaya mengubah gencatan senjata yang dideklarasikan secara terpisah menjadi gencatan bersenjata yang bertahan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Disosiatif dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Disosiatif mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial.
Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Kerjasama merupakan Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiologi untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Soerjono Soekamto. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA. 1982
2. http://www.google.com
3. http://www.kompas.com