Rabu, 24 Desember 2008

KETIKA AIR MATA TERSENYUM

Kekasihu......
Didalam luka-luka dada yang menawan,
Kau tanamkan Pohon Kerinduan dan Cinta
serta ribuan duri kesengsaraan
yang akan terhapus dengan air mataku

Kekasihku......
Disaat jiwa tertekan,hati tersiksa
dan cinta yang terabaikan
Kau mengajariku cara hidup,
cara bersabar dan cara menghadapi kesulitan
serta penderitaan.

Kekasihku.......
Mari kita menuju bintang
dan membuat sekuntum bunga untuk
sang Rembulan.
Bunga kehidupan telah mekar di taman cintanya
Yang membuat kedua bibirku
Yang beku menjadi segar
Pohon impianku yang layu kini
tumbuh dan bersemi.

Kekasihku.......
Bagai matahari dalam hidupku
Rembulan pada malamku yang
menenggelamkanku ke dalam
kenikmatan cahaya.
Pantai buaianku yang hangat,
ku buat bahtera cinta berlayar.
Diantara dadaku, ku buat
Kerinduan yang bergelora
Diantara bibirku . . .
Kubuat Cintanya mekar bagai
Api berkobar.
Dari Tubuhku, kan kubuat kenikmatan mimpi
yang menggebu terpuaskan dengan cintaku.

Perasaanku serta kasih sayangku
akan menghapus Air mata menjadi Senyuman.
Untuknya Aku hidup dan bernafas,
Karena dialah Tadir dan nasipku.





Jumat, 05 Desember 2008

DUA DUNIA DALAM HIDUPKU

Hari ini begitu cerah, sinar matahari masuk saat aku buka jendela kamarku, ku tarik nafas panjang untuk menikmati udara pagi ini, begitu segarnya. Inilah kenikmatan yang telah diberikan Tuhan untuk umatnya. Begitupun dengan diriku, kehidupanku berkecukupan dengan 2 anak kembarku Shila dan Shisil juga suami yang baik seperti mas Andre, Mas Andre adalah seorang dokter umum di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Dia anak semata wayang dari keluarga Santo Hendrawan. Ayahnya telah meninggal dunia semasa ia masih kecil. Kini tinggal ibu Santo, beliau adalah Ibu mertuaku yang baik hati dan bijaksana, juga sangat menyayangiku. Aku sangat bahagia dan beruntung hidup di tengah-tengah orang yang sangat menyayangiku.
Tapi akhir-akhir ini aku merasa resah dan juga gelisah, ada sesuatu yang hilang dan ada yang kurang dalam diriku. Sejak mimpi-mimpi itu datang dalam tidurku, anak laki-laki kecil dan seorang pria yang tidak ku kenal. “Alexa…… “ pangil mas andre membuyarkan lamunanku, “Kamu lagi memikirkan apa sih?” Tanya mas Andre memelukku. “ Nggak memikirkan apa-apa, mas” jawabku singkat. “Kita sarapan dulu, anak-anak dan ibu sudah menunggu di bawah” ajak mas Andre. “Mas turun duluan ya……, nanti Alexa menyusul”, kataku. Mas Andrepun mengiyakan dengan tersenyum. Setelah mas Andre keluar kamar, kusisir rambutku dan ku rapikan riasan wajahku. Lalu aku menyusul mereka ke meja makan. “Pagi….. Bu” sapaku seraya mencium pipi ibu mertuaku dan juga si kembar,” Pagi, Alexa kamu sakit ? Mukamu kelihatan pucat...” tanya ibu mertuaku, “ Nggak bu, Alexa cuma kecapaian dan sedikit pusing, nanti juga baikan bu…” jawabku sambil duduk di samping mas Andre. “Benar, kamu tidak apa-apa ma….?” tanya mas Andre mencemaskan ku. Aku Cuma mengangguk dan tersenyum.
Setelah selesai sarapan, anak-anak diantar papanya berangkat ke sekolah. Shila dan Shisil duduk di bangku SD kelas 2, dia anak-anak yang pintar di kelasnya. Sebelum berangkat kucium mereka dengan kasih sayang, aku bangga mempunyai anak-anak seperti mereka. “ Ma, aku antar anak-anak dulu, ” kata mas Andre. Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil tersenyum.
Dalam perjalanan menuju kantor tempat kerjaku, aku masih bertanya-tanya, apa yang mengganjal dalam hatiku. Aku bekerja di suatu perusahaan asuransi, di Jakarta. “Ada apa Alexa……” Tanya mas Andre memecahkan keheningan. “Dari tadi kamu diam aja, dan mas perhatikan kamu kebingungan” tambah mas Andre. Aku hanya tersenyum….. menatapnya, “Cerita dong Alexa, kalau kamu ada masalah” pinta mas Andre sampil menggenggam tanganku seolah-olah memberi kekuatan padaku.
“Mas, apa dulu kita menikah?” tanyaku hati-hati takut menyakiti perasaanya.
“ Ada apa sih, kok kamu tanya begitu “ jawab mas Andre kebingunggan. Tiba-tiba mas Andre me-rem mobil yang kami tumpangi, dan itu membuatku terkejut. “Maaf mas, bukan maksud Alexa menyakiti hati mas Andre”, kataku singkat. Aku bingung mas, pikiranku kalut , ada sesuatu yg hilang dalam benakku”, keluhku. ” Kamu sayang sama aku dan anak-anak ?” tanya mas Andre. ” Alexa sayang sama mas dan juga anak-anak ” jawabku. ” Kalau begitu kamu janganlah berpikir macam-macam, aku tidak ingin melihatmu sedih dan menderita seperti ini ” kata mas Andre sambil memelukku. ” Dan kamu harus berjanji tidak memikirkan mimpi-mimpimu lagi, itu hanya sekedar mimpi” tambah mas Andre. Aku hanya bisa mengangguk dan menangis dalam pelukanya. Sambil mengusap air mataku ” Sudah jangan menangis lagi, aku akan selalu menjagamu”, kata mas Andre. Mas Andre menjalankan mobil lagi dan meluncur menuju kantor tempatku bekerja. Dalam perjalanan kami saling membisu, tak lama kami sudah sampai di tujuan.Di kantor pikiranku tidak bisa tenang, hatiku resah. Aku mencoba mengingat kembali mimpi-mimpi yang selama ini hadir dalam tidurku. Bayangan seorang pria dan juga anak laki-laki terlintas dalam lamunanku. Aku berpikir adakah hubungan mimpi-mimpi itu dengan masa laluku? Apakah hubungannya? Siapa pria dan anak kecil itu? Banyak pertanyaan yang bergelantung dalam benakku, dan tak satupun jawaban yang kudapatkan. Aku mencoba mencari jawaban-jawaban itu walau sulit ku dapatkan. Lamunanku buyar saat terdengar telpon berdering. Mas Andre meneleponku, dia akan menjemputku sore ini dan akan memberikan aku sebuah kejutan kecil yang dapat membahagiakanku, begitu kata mas Andre. Aku berusaha melupakan masalah-masalahku sejenak agar aku bisa menyelesaikan tugas-tugasku hari ini. Tak terasa waktu berjalan, Mas Andre sudah menjeputku. Sore itu aku dan mas Andre pergi ke suatu tempat, sebuah restoran favorit yang biasa kami datangi bersama keluarga. Kali ini kami datang hanya berdua, tidak ada anak-anak ataupun ibu mertuaku. Aku menebak-nebak apa kejutan yang akan mas Andre berikan padaku malam ini. ” Alexa, kita dah sampai ”, kata mas Andre membuyarkan lamunanku. ” Aku lihat dari tadi kamu diam saja, masih memikirkan mimpimu itu ?” tanya mas Andre tersenyum menggodaku. Aku hanya tersenyum.
Mas Andre ternyata sudah mempersiapkan semua ini, dia sudah memesan tempat yang romantis, meja yang kami tempati dihias sedemikian rupa. Suasana remang-remang dan nyala lilin menghiasi tempat itu, tiba-tiba mas Andre mengeluarkan setangka bunga mawar dari belakang punggungnya, dari kotak kecil berwarna merah. ” Alexa ini untukmu, sebagai tanda kalau aku sangat mencintaimu, mas tidak ingin kehilanganmu”, kata mas Andre memberikan bunga itu dan mencium keningku. ”Kita nikmati malam ini berdua, mas mohon lupakan masalah-masalah itu sejenak ”, tambah mas Andre. Aku tersenyum dan mengangguk. Ini malam yang membahagiakan bagiku. Mas Andre yang biasanya sibuk dengan pekerjaan dan juga pasien-pasiennya, kini dia sempatkan untuk menikmati kebersamaan denganku. Aku tidak ingin mengecewakan Mas Andre, dia pria yang sabar dan juga sayang sama keluarga. Seorang Anak yang penurut dan juga berbakti kepada orang tua. Pria tampan dan berwibawa yang mencintaiku dengan tulus. Tiada cela bagiku, hanya kebanggaan yang kuberikan untuknya. Aku tersenyum memandangi wajah Mas Andre. ” Ada apa Alexa, kamu terus memandangiku, ada yang aneh ?” tanya mas Andre. ” Tidak ada apa-apa mas, Alexa bersyukur diberi suami yang tampan, sabar, baik, bertanggung jawab dan yang paling penting adalah disangat mencintaiku ”, jawabkku tersenyum. ” Sudah memujinya, jangan terlalu di besar-besarkan nanti aku bisa besar kepala”, jawab mas Andre tersipu malu.


Hari ini hari minggu, Aku terbangun dari tidurku saat sinar matahari masuk lewat celah jendela kamarku. Kupandangi kamar tidurku, ada rasa asing muncul dalam benakku, benarkah ini kamarku tempat dimana aku memadu kasih dengan seorang yang aku cintai dan juga mencintaiku. Pandanganku terhenti saat aku liat mas Andre, dia masih tertidur. Dia seorang dokter yang tampan dan sabar, seorang suami yg begitu mencintaiku dan seorang Ayah yang sabar kepada anak-anaknya. Kucium mas Andre dan Aku belai rambutnya, rasa bersalah telah membuatnya gudah dan takut kehilanganku. Mas Andre terbangun karena ciuman dan belaianku, dia tersenyum saat membuka matanya.
” Kamu sudah bangun, Alexa ”, kata mas Andre sambil memelukku dan menciumku. Aku hanya tersenyum. ” Kamu cantik sekali pagi ini, Alexa”, kata mas Andre. ” Mas hari ini tante Ani mau datang, kita harus menjamunya”, kataku sambil beranjak dari tempat tidur. Tante Ani adalah teman lama ibu mertuaku dan beliau sudah seperti saudara. ” Aku mau belanja, untuk cari bahan-bahan makanan yang sudah habis, aku tidak ingin mengecewakan tante Ani ”, tambahku sambil meninggalkan mas Andre.Dalam perjalanan pulang belanja, aku bertemu seorang pria yang tidak aku kenal dan selama ini membayangi diriku. Wajah itu sering hadir dalam mimpi-mimpiku. ” Hai, apa kabar bagaimana keadaanmu”, sapa pria itu. ” Maaf, mas ini siapa ya.....aku belum pernah kenal”, jawabku. Sambil mengulurkan tangan pria itu menjawab,” Namaku Aldy, kamu Alexa kan”. Aku tersenyum seraya mengulurkan tangan menyambut tangan pria itu. ” Betul, namaku Alexa”, jawabku singkat. Kupandangi wajah pria ini seakan tidak asing bagi diriku, tapi siapa? Anganku melayang sambil mencari tahu siapa pria yang ada di depanku saat ini. ” Sudah lama aku mencarimu”, katanya. Lamunanku buyar sebelum tahu jawaban yang ada dalam pikiranku. ” Maaf ada perlu apa mas mencariku”, tanyaku heran. ” Kamu seperti seseorang yang selama ini aku cari”, katanya. Lalu dia bercerita, aku kehilangan seorang istri yang kucintai, ibu dari anakku yang kini sudah berusia 7 tahun, dia selalu bertanya tentang mamanya. Dia mirip sekali dengan dirimu. Dua tahun silam dia mngalami kecelakaan saat mengantar orang tuanya ke stasiun Gambir. Kedua orang tuanya meninggal saat kecelakaan itu dan istriku ditolong seseorang, dia di bawa ke rumah sakit, kabarnya dia selamat. Aku sudah mencari ke seluruh rumah sakit yang ada di Jakarta, tapi aku tidak menemukannya. Hanya kabar, kalau dia masih hidup dan dibawa seseorang yang telah menolongnya. Hingga saat ini aku tidak tahu keberadaannya. Sampai suatu hari tanpa sengaja aku melihat kamu di suatu tempat. Aku mengikutimu dan juga mencari tahu tentang kamu. Titik terang aku dapatkan dari seseorang, kebenaran atas dugaanku selama ini. Ternyata benar kamu Alexa yang selama ini aku cari. ” Yang membuatku binggung kenapa kamu tak mengenaliku ”, katanya sambil mengakhiri ceritanya. Mungkin ini jawaban yang selama ini aku cari, jawaban dari semua mimpiku yg meresahkanku. Tapi aku belum percaya atas kebenaran cerita yang kudapatkan dari pria itu.Suatu sore aku dan anak-anak pergi ke taman dekat rumah, Mas Aldy sengaja menemuiku, dia ingin membuktikan atas kebenaran kalau aku sudah berkeluarga dan mempunyai 2 anak. Dia datang dengan seorang anak laki-laki berumur 7 tahun. Aku dikenalkan dengannya, namanya Aldo. Anak ini seperti anak kecil yang sering datang dalam tidurku. Tanpa sadar aku merengkuhnya dan memeluknya cukup lama, aku merasa menemukan sesuatu yang selama ini aku cari. Tanpa sengaja air mataku keluar dari pelupuk mata, nafasku sesak seperti ada sesuatu yang mengganjal di hati lepas dari dalam diriku. Aku menciumi anak itu berulang-ulang sampai akhirnya aku tersadar saat Shila dan Shisil bertanya” Mama, anak laki-laki itu siapa”. ” Kenapa mama menangis saat memeluknya, mama kenal dengannya”. tanya Shila dan Shisil bergantian. Aku tidak bisa menjawab, aku hanya tersenyum kepadanya. Untuk menutupi kegundahan hatiku akhirnya aku ajak anak-anak pulang dan meninggalkan mereka. Mas Aldy mencoba mencegahku dan bertanya ada apa dengan diriku. Aku tak sanggup berkata saat meninggalkannya. Sampai di rumah, aku tak sanggup lagi membendung perasaan ini. Aku langsung masuk kamar dan menguncinya. Ibu mertuaku binggung melihat sikapku, dia bertanya sama anak-anak apa yang terjadi pada diriku. Shila dan Shisil menceritakan apa yang terjadi di taman.
Malam itu aku terdiam, memikirkan apa yang telah terjadi sore tadi, ada hubungananya dengan mimpi-mimpi dalam tidurku. Benarkah mimpi yang ada dalam tidurku merupakan gambaran masa laluku. Kebingungan dan keraguan membuatku banyak diam. Rupanya mas Andre sudah mengetahui semua yang terjadi padaku dari ibu mertuaku. Mas andre kelihatan sedih melihat keadaanku saat ini. Mas Andre mendekatiku,” Alexa ada apa, apa yang ada dalam pikiranmu, ceritakan pada mas, mungkin mas dapat membantu ”? tanya mas Andre. Sambil menangis dan memeluk mas Andre, aku ceritakan pertemuanku dengan mas Aldy dan juga Aldo anaknya. Aku mencoba menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Dengan berat hati akhirnya mas Andre menceritakan kejadian sebenarnya. ” Shila dan Shisil memang bukan anak kandungmu ”, kata mas Andre mulai bercerita. Mereka anak-anak dari istri pertamaku. Istriku meninggal saat melahirkan mereka berdua. Dokter hanya bisa menyelamatkan anak kembarku, sementara istriku tidak tertolong nyawanya karena pendarahan yang begitu hebat. Semenjak ditinggal istriku, aku hidup menyendiri dan anak-anak diasuh oleh neneknya. Sampai Aku menemukan dirimu 2 tahun yang lalu. Waktu itu kamu terluka karena kecelakaan itu, seakan ada yang medorong hatiku untuk menolongmu. Sebelum polisi datang aku mencoba menolong kamu dan kedua orang tuamu, tapi kedua orang tuamu meninggal saat kecelakaan. Aku melihatmu masih dalam keadaan setengah sadar, akhirnya aku membawamu ke rumah sakit untuk menyelamatkanmu. Kamu tidak sadarkan diri selama seminggu. Aku menunggumu di rumah sakit sampai perasaan itu datang, perasaan yang selama ini hilang bersama kepergian istriku. Aku jatuh cinta lagi. Setelah kamu sadar dan keadaanmu sudah membaik, aku membawamu pulang, aku ingin merawatmu sendiri di rumah dan saat itu kebetulan aku sedang cuti sampai akhirnya kamu sehat kembali. Ternyata kamu kena Amnesia karena kecelakaan itu. Aku berniat menikahimu dan menjadikan kamu ibu dari anak-anakku. Ibupun menyetujui gagasanku. Rupanya ibu juga menyukaimu dan anak-anak merasa menemukan mamanya kembali. Aku merasa hidup lagi setelah menemukanmu, Allah telah mengabulkan doa-doaku juga keluargaku.
Setelah kita menikah, hidup kita bahagia. Kamu mengurus aku dan juga anak-anak dengan penuh kasih sayang. Ibu bahagia melihat keadaanku dan anak-anak, yang selama ini terpisah kini bisa berkumpul kembali seperti dahulu.
” Dengan kehadiranmu kami merasa kamu rahmat bagi keluargaku ”, kata mas Andre mengakhiri ceritanya.Aku hela napas panjang, lega rasanya setelah tahu jawaban yang selama ini mengusik hidupku. Jadi tanpa sengaja aku menikah dengan mas Andre dan meninggalkan mas Aldy dan Aldo karena Amnesia.
” Alexa, apa kamu akan meninggalkanku dan juga keluarga ini ”, tanya mas Andre sedih. Aku hanya terdiam. ” Ini ketakutan yang selalu menghantuiku, aku tahu suatu saat kamu pasti tahu tentang semua ini dan Itu resiko yang harus aku hadapi ”, tambah mas Andre sambil menyeka air matanya. Baru ini aku melihat mas Andri menangis. ” Tapi semua ini terserah kamu, itu hak kamu untuk memilih dan aku tidak bisa melarangmu untuk tidak meninggalkan ku”, kata mas Andre. ” Aku hanya ingin melihatmu bahagia, karena aku benar-benar mencintaimu, Alexa ”, tambah mas Andre.
Kupeluk mas Andre, ketumpahkan semua keresahanku dan aku menangis tanpa bisa berkata-kata. ” Buatlah keputusan yang dapat membuatmu bahagia ”, bisik mas Andry sambil memelukku.
Keputusan yang harus ku ambil bukanlah hal yang gampang. Aku menyayangi dan mencintai keluarga ini, tapi aku juga tak bisa meninggalkan mas Aldy dan juga Aldo anak kandungku. Aku menginginkan mereka semua. Aku tak ingin kehilangan mereka. Aku tak dapat memilih, ini pilihan yang sulit bagi diriku. Seandainya aku memilih keluargaku saat ini dan membawa Aldo turut denganku, ini tak adil bagi mas Aldy yang setia menungguku. Tapi seandainya aku tidak memilih, mungkinkah aku bersuamikan 2 orang. Ibarat makan buah simalakama keadaanku saat ini. Bahagiakan aku setelah tahu masa laluku? Atau menyesal? Aku tak bisa menjawab semua ini. Aku hanya bisa berdoa dan berharap kepada tuhan, semoga semua ini hanyalah mimpi dalam tidurku. Bukanlah kenyataan yang harus aku hadapi, karena aku tak sanggup untuk menerima semua ini. Tuhan tolonglah hambamu ini. Selesai..........