Sabtu, 23 Januari 2010

MAS DANANG.....

Jakarta 30 September 2009, Tiba-tiba Handphoneku berbunyi, ternyata telpon dari mas Danang. "Ya mas……", jawabku. "Kamu dimana sekarang", tanya mas Danang. "Rida di kantor, ada apa mas"? jawabku sambil bertanya. "Nanti pulang mas jemput, ada yang mau mas bicarakan…penting," tambah mas Danang. "Ok mas Rida tunggu", jawabku tanda mensetujui.
Entah mengapa hatiku tiba-tiba berdebar-debar tak karuan, ada apa nih…..ga biasanya mas Danang telpon.

Mas Danang adalah seorang teman lamaku, dia Pria yang baik dan bijaksana, sosok seorang kakak yang aku inginkan. Aku berteman dengannya sekitar 3 tahun. Hubunganku dengan mas Danang cukup dekat, jujur aku sangat sayang sama mas Danang, mas Danang juga begitu. Karena kita sama-sama sudah berkeluarga maka kami putuskan sebagai teman atau sahabat. Aku sering sharing dengannya begitu juga sebaliknya dengan mas Danang. Sudah 2 tahun kami terpisah karena mas Danang pindah kerja di kota lain. Saat ini mas Danang sedang tugas di Jakarta, sudah seminggu dia di Jakarta. Waktu menunjukkan pukul 15.00, sebentar lagi mas Danang menjemputku, aku mulai berkemas…….

Mas Danang sms, dik mas sudah di depan kantormu. AKu bergegas keluar kantor, aku penasaran apa yang akan dibicarakan mas Danang denganku. mobil Toyota yaris berwarna cream berhenti di depan kantorku, orang yang didalam mobil itu mengklakson dan membuka jendela mobil sambil tersenyum. Ternyata mas Danang, akupun tersenyum sambil menghampirinya.

Mas Danang melajukan mobilnya, suasana saat itu gerimis. Kami hanya terdiam, tiba-tiba suara mas Danang pecahkan suasana."Gimana kabarmu Dik", tanya mas Danang. "Rida baik-baik saja mas, bagaimana dengan mas Danang, keluarga mas"? jawabku sambil bertanya. Mas Danang tak langsung menjawab. Dia hanya tersenyum…. "Keluarga mas baik2 saja", jawabnya singkat. Ada yang aneh dengan mas Danang. Kupandangi wajahnya, kucoba cari jawaban disana. Sampai akhirnya… "Kenapa adik pandangi mas seperti itu?" tanya mas Danang mengagetkanku. "Ada yang aneh ya dengan mas…"? tambahnya, aku mengangguk tanpa menjawab sepatah katapun. Tiba-tiba mas Danang mengambil tanganku dan memeganginya cukup lama, aku hanya bisa diam. Ku beranikan diri untuk bertanya…. "Tak biasanya mas Danang seperti ini, Mas ada masalah? ceritakan sama Rida mas, siapa tahu Rida bisa bantu, paling enggak beban mas berkurang setelah ceritakan masalah mas, kataku membujuk. Mas Danang tak menjawab. Dia hanya tersenyum dan memandangiku sesaat.

Suasana ini menambah aku bingung. Semakin erat mas Danang pegangi jemari tanganku….aku diam saja, mungkin dengan memegangi tanganku mas Danang mendapatkan kekuatan. "Dik……," suara itu mengagetkan lamunanku. "Iya…mas", jawabku singkat. "Bisakah adik temeni mas malam ini……"? tanya mas Danang. Aku tak langsung menjawab, aku masih bertanya-tanya ada apa dengan diri mas Danang. "Adik bisa……"? tambahnya, "Ya mas…adik bisa temeni mas sampai jam 9 malam", jawabku. "Bagaimana mas"? Tanyaku. Mas Danang diam saja……. "Maaf mas, di rumah tak ada yang jaga Dimas", tambahku. Dimas adalah anak semata wayangku yang sekarang duduk d kelas 5 SD. "Ya sudah kalo begitu…",Jawab mas Danang. "Kita mau kemana mas"? Tanyaku lagi. "Kamu sudah makan dik "? Tanya mas Danang. "Iya sudah mas tadi siang jam 1", jawabku singkat. "Temeni mas makan ya……", pintanya. Aku hanya menggangguk.

Tiba-tiba mas Danang merengkuhku dengan tangan kirinya…,sementara tangan kanannya memegang setir. Aku bertambah bingung……ada apa ya dengan mas Danang……sudah 2 tahun kita terpisah, tiba-tiba sikapnya aneh setelah bertemu. "Mas…, mas Danang cerita dong", biar Rida tak bingung kayak begini…",tanyaku. "Mas Danang ada masalah apa"? aku kembali bertanya. Tiba-tiba dia bilang…"Mas Kangen sama adik", aku tak menanggapinya. "Ah mas bisa aja, becanda ya…,meledek Rida ya……", selorohku. Sambil melepaskan pelukannya. Mas Danang hanya tersenyum…… Mobil mas Danang berhenti di sebuah restaurant. Kami makan tanpa banyak bicara, hanya banyak pertanyaan yg ada di kepalaku, sesekali kupandangi mas Danang, dia menikmati makanan yg ada didepannya.

Sekarang pukul 16.30, kami meninggalkan restaurant. "Kita mau kemana mas"? tanyaku sambil pandangai jalanan yang masih gerimis. "Kita muter-muter Jakarta saja ya…,sambil menikmati gerimis", jawab mas Danang sambil tersenyum. Dalam perjalanan mas Danang tidak banyak bicara, " katanya mas mau ngomong, bicara penting…..apanya yang penting mas? Dari tadi mas diam aja", protesku. Mas Danang tidak menjawab….Dia malah merengkuhku dengan tangan kirinya. Aq hanya terdiam….Ada perasaan hangat yang mengalir dalam tubuhku, kenapa aku justru menikmatinya. Perasaan nyaman dan damai dalam pelukannya…… sesekali mas Danang mencium kepalaku…. "Dik mas mau pergi jauh, mungkin ini yang terakhir kita bertemu…,sengaja mas sempatkan untuk bertemu dengan adik, Mas juga tak tahu, kenapa mas tiba-tiba kangen sama adik", kata mas Danang, aku hanya terdiam, mulutku terkatup tak mampu bicara. Mas Danang melambatkan laju mobilnya…. Mobil berhenti di sebuah taman. Mas Danang memandangiku…. Mas Danang mendekatkan wajahnya kewajahku…,lalu mencium bibirku, aku terhenyak kaget, apa yang harus ku perbuat……? Tuhan tolong aku…. Aku hanya terdiam. "Maafkan aku dik…,mas tak sanggup menahan perasaan ini……". Aku tak menjawab sepatah katapun. "Adik marah ya…sama mas"? Aku hanya menggeleng. " Ijinkan mas dik, mas ingin memelukmu…", kata mas Danang.Aku hanya mengangguk. Tuhan ampuni hambamu ini……jeritku dalam hati, mas Danang memelukku cukup lama, seakan akan enggan melepaskanku……." Mas sudah malam, rida harus pulang", bisikku. Mas Danang melepas pelukannya.

Dalam perjalanan pulang kami hanya terdiam…..hanya gerimis yang mengiringi laju mobil yang kami tumpangi. Sesekali ku pandangi mas Danang….Ada perasaan aneh yang kutangkap dari sikapnya saat ini. "Mass……", pangilku, mas Danang menoleh dan tersenyum. "Iya…", jawabnya singkat. "Maafin Rida ya……", tambahku. "Adik tak salah, seharusnya mas yang minta maaf……", kata Mas Danang sambil memegang tanganku dan menciumnya. Dalam perjalanan pulang mas Danang tidak melepaskan pegangan tangannya. "Kita berhenti sebentar mas……", pintaku, dan mas Danang menghentikan mobilnya. Ku beranikan diri untuk mendekatkan wajahku ke wajahnya, ku beranikan diri untuk mencium bibirnya……entah setan apa yg merasuk ditubuhku. Kami saling berpagut menikmati ciuman itu…… "adik sayang mas Danang……", kataku sambil melepaskan ciuman itu. "Makasih dik….. makasih banyak, adik sudah membuat hati mas bahagia, tenang……",jawabnya.

Kulihat sebersit kebahagiaan di wajahnya. Tanpa terasa kami sudah sampai di lorong jalan menuju rumahku. "Mas besok pulang ke Pekanbaru, selamat tinggal adikku", kata mas Danang, "sampai jumpa lagi mas…,hati-hati dijalan", jawabku. Boleh besok Rida antar mas ke bandara……"? tanyaku. "Lihat saja besok ya…, mas kabari", kata mas Danang sambil tersenyum. "Ya mas…..Rida tunggu telponnya", jawabku sambil melambaikan tanganku.

Sampai dirumah, mas Andre sedang menemani Dimas tidur…. "Maaf mas, Rida terlambat pulang……ada acara dengan temen kantor…," kataku sambil mencium tangannya. Mas Andre hanya tersenyum…. "Sudah sana bersih-bersih dan cepat tidur, kamu kelihatan capek banget", kata Mas Andre sambil menggandengku menuju ke kamar tidur. Lalu aku ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Aku tertidur dalam pelukan mas Andre…….Ada perasaan bersalah yang tersimpan dalam tidurku…….

Aku menunggu telpon dari mas Danang…. Ini sudah siang, tidak ada kabar dari mas Danang, ku mencoba utuk menghubunginya….Tapi handphone mas Danang tak aktif……. Aku berusaha menepis pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalaku, mungkin mas Danang tak sempat, atau mungkin mas Danang lupa, atau……….Tiba-tiba ada berita kecelakaan pesawat di televisi yang menuju ke Banjarmasin…. Sesaat tubuhku lunglai, temanku bertanya…."Kamu ada apa Rida……? mukamu pucat, kamu sakit ya"? tanya temen kantorku, aku hanya diam…. Tuhan apa yang telah terjadi….Danang Pamungkas adalah salah satu korban kecelakan pesawat itu….Aku hanya bisa menangis dan meratap dalam hati………inikah jawaban atas semua pertanyaanku…. Tuhan kenapa begitu cepat mas Danang pergi menghadapmu, Tuhan ampuni dosa-dosa mas Danang dan terimalah dia disisimu…… Selamat jalan mas Danang......Biarlah semua kenangan kita menghiasi dalam hidupku…….





2 komentar:

Kabasaran Soultan mengatakan...

Hm.......
Tadinya tak pikir ini true story lho...
Ternyata labelnya cerpen to.

kisahnya menarik ...
membuat pembaca penasaran.

Haris mengatakan...

Cerita yang menarik. Awalnya saya kira pengalaman pribadi mbak Arini.

Ditunggu kisah berikutnya ya