Sabtu, 03 Januari 2009

RINDUKU . . .

Biarlah Aku melebur wujudku yang tersiksa ini,
ke dalam kelopak matamu yang sendu.
Engkaulah Air terjun yang mengalir,
ke telaga telaga wujudku.

Biarlah Aku leleh seperti lilin,
yang terbakar di dalam tajamnya pandanganmu,
yang memikat dan lenyap dalam hangatnya pelukanmu.

Takdir menginginkan agar Aku,
mencintaimu dan tersiksa karenamu.
Maka jangan lari dariku,
Karena Akulah takdir yang menguasaimu.

Ketika kau tinggalkanAku tersesaat,
Aku tersiksa dan tersesat.
Yang dapat mengalirkan di telaga dunia ini,
dengan tetesan air mataku.

Disaat berjumpa,
seribu keinginan mendorongku untuk
memelukmu dengan kuat dan penuh kasih di dada.

Biarlah Aku terkoyak-koyak,
di dalam jiwa yang suci,
dan lenyap akrena kerinduan dan cinta,
di dalam wanginya yang memikat.

Biarlah Aku berenang seperti angsa,
di dalam lautan kedua matamu yang teduh.

Biarlah Aku tumbuk biji-biji hatiku,
dan kobaran kerinduanku,
di dalam pandanganmu yang penuh kasih.

Aku mencintaimu, sebanyak bintang di langit
dan sebanyak air di samudra.
Aku mencintaimu, dengan kekuatan gelombang yang menerpa,
dengan dasyatnya halilintar yang menyambar.

Sesungguhnya, Aku mati seribu kali karena kerinduanku padamu

Tidak ada komentar: