Jumat, 22 April 2011

DI PERSIMPANGAN JALAN

Siapapun yang berpergian dan kemanapun kita berjalan pastilah kita selalu menemuhi persimpangan jalan, apalagi di ibukota yang ramai ini. Ada jalan yang lurus, ada yang kekiri, ada yang ke kanann, utara selatan, timur dan barat.

Apabila kita mengetahui tepat tempat yang akan kita tuju, maka kita tidak akan ragu menentukan jalan mana yang akan kita tempuh. Belok kirikah, kanankah atau lurus. Kalau tempat yang kita tuju baru sekali kita kunjungi, paling tidak kita harus memegang alamatnya dan untuk tidak tersesat di jalan kita akan bertanya kian kemari.

Bayangkan, kalau kita pergi ke suatu tempat tanpa mengetahui persis alamatnya, kita akan mendapatkan kesulitan. Jika kita bandingkan perjalanan dijalan raya ini dengan perjalanan hidup manusia di dunia ini, rasanya tidak banyak berbeda. Manusia tidak lebih dari seorang musafir yang sedang berpergian menuju suatu tempat. Bedanya dalam perjalanan hidup di dunia untuk menuju tempat yang dituju manusia harus dulu menjalani proses perjalanan akhir di dunia, proses perpindahan dari tempat yang fana menuju tempat yang abadi. Tidak ada makhluk hidupyang tidak mengakhiri hidupnya di dunia. Sudahkah kita siap dan memperoleh alamat yang lengkap untuk menuju tempat yang abadi.

Dalam perjalanan hidup manusia banyak menemuhi persimpangan jalan. Perjalanan yang harus ditempuh seorang muslim sudah jelas. Tinggal lagi ia harus mempelajari dengan benar jalan yang harus kita temppuh. Seharusnya, kalau kita mengetahui, kita tak akan ragu lagi untuk mmemilih jalan untuk menuju tempat yang tepat. Tetapi justru disinilah perbedaan perjalanan manusia di jalan raya dengan musafir dalam perjalanan hidupnya. Ketika musafir tiba dipersimpangan jalan, selalu ada yang membisikannya untuk menempuh jalan yang salah. Itulah peranan Iblis, yang bersumpah dihadapan Allah untuk menggoda setiap Bani Adam di perjalanan hidupnya. Untuk Itu Hanya kepada Allah SWT kita selalu meminta petunjuk untu membimbing kita ke tempat yang dituju.

Tidak ada komentar: