Bias sinar yang redup....mampu sebagai penerang dan petunjuk langkah kita agar tak tersesat dalam kehidupan ini. Lentera merupakan media untuk berbagi cerita, puisi , motivasi, dan juga inspirasi.
Kamis, 31 Desember 2009
DERITA IBU PERTIWI
Aku tahu, tubuh ini sedang sakit,
Kaki keadilan-ku lumpuh, haruskah diamputasi...?
Sedangkan aku harus tetap melangkah
dan terus berjalan maju ke depan.
Jari-jari tangan ini terluka,
oleh tajamnya pisau dunia, aku ceroboh saat menggunakannya.
Haruskah diamputasi...?
sedangkan aku masih butuh untuk mencari
kehidupan dan memberi kebaikan.
Akan tetapi....Aku masih memiliki otak yang cerdas,
itupun dunia mengakui...
Aku masih memiliki hati nurani,
yang kaya akan kebaikan dan cinta kasih.
Haruskah aku mati karena kaki-ku lumpuh
Haruskah aku lumpuh karena jari-jari tangan ini terluka
Aku seorang Ibu......
masih banyak tanggung jawab tuk
hidupi dan melindungi putra putri bangsa ini.
Aku adalah seorang ibu.....
pangkuan dan belaian tangan-ku masih dibutuhkan anak-anakku
Aku tahu....semua ini karena ulah perbuatan-ku
Aku harus tetap hidup.....
Demi putra-putri bangsa ini
Akan ku koreksi diri ini atas perbuatan
Perbuatan yang mencelakai....
Jangan kau hilangkan anggota tubuh ini
Kita obati jari-jarinya yang terluka,
Kita terapi kakinya yang lumpuh hingga sembuh
Demi sambut dan songsong hari esok,
dengan tetap berjalan tegak dan
Senyuman yang membanggakan.....
Selamat Datang Tahun 2010
dan Selamat Tinggal tahun 2009
Akan ku jembut kesuksesan itu dengan kedua tanganku....
Rabu, 18 November 2009
18 NOVEMBER
18 November ’72
Tangis Pecahkan keheningan malam
Kegembiraan terpias di raut wajah Papa
Buah hati terlahir di dunia fana
Telah lama sang Bunda menunggu
Saat-saat indah menantimu
Terpecik harapan dalam penantian
Dalam memelukmu bunda berharap dan berdoa.
Dalam menimangmu bunda senandungkan
Nyanyian lagu cinta
Engkau bagai mercusuar dalam keluarga
Kehadiranmu datangkan cahaya
Kehadiranmu datangkan kebahagiaan
Kehadiranmu hadirkan kedamaian
Tumbuh dan berkembanglah buah hatiku
Bisik sang bunda......
Jadilah Mercusuar yang selalu menerangi
Dunia.........
Sabtu, 26 September 2009
TERSESAT
KU SELUSURI SISI HATI, KUSELAMI LAUTAN JIWA
KUPEGANG ERAT LENTERA NURANI
AGAR KU TAK TERSESAT DALAM LANGKAH
DI JELAJAH CINTA SESAAT
SETAPAK DEMI SETAPAK, LANGKAH KAKI KU TAPAK
KU HAMPARKAN PANDANGAN TUK MENCARIMU
NAMUN TAK KU TEMUKAN SOSOKMU
ENGKAU MENINGGALKAN KU SENDIRI
DALAM PENGEMBARAAN CINTA INI
AKU TERSESAT…….
PEGANGAN JEMARIMU TERLEPAS
KU TAK TAHU HARUS BERHENTI…..
ATAU TERUS TETAP MELANGKAH
DENGAN SEGENGGAM HARAPAN
KUCOBA TERUS MELANGKAH TUK TEMUKAN
JALAN KEBENARAN…….
PENUH CAHAYA CINTA DAN KASIH
Rabu, 08 Juli 2009
ANGKUH
Dunia telah berubah, tak bersahabat.....
Mawar enggan mekar, tak ada kasih
Tak ada sayang dalam buaian
mawar enggan tebarkan keharuman
Mawar tak lagi indah
Duri mawar semakin tajam.
Untuk pertahankan milik diri
Untuk merampas apa yang dia suka
hanya ada nafsu memiliki api amarah
dan.....terbakar bila tersentuh
Mawar tak lagi indah
Mawar tak lagi obati insan yang berduka
Mawar tak ingin keindahannya di nikmati insan lain
Mawar yang egois, congkak
Sebagai bunda, mawar tak lagi buai buah hati yang menangis
Sebagai tabib, mawar tak lagi peduli rasa sakit insan lara
Sebagai pendidik, mawar tak lagi akan tauladan para insan
Sebagai pengayom, mawar tak lagi peduli penderitaan umatnya
Mawarpun semena menindas yang lemah tak berdaya
Mawar tak sadar akan kebaikan Tuhan
yang telah dia dapatkan dalam hidup
Kasih sayang yang ditebarkan siang dan malam
Mawar tak lagi berpikir.....
apa yang akan terjadi bila....
Tuhan enggan Tebarkan kasih ke dunia ini.......
Senin, 29 Juni 2009
SEPIKU.....
Sepi.....hati, Sepi.....Jiwa, Sepi......
Sepiku yang tak berujung Sukma.....
Sepiku yang tak bermakna aksara......
Sepi jiwa lelah hati berselimut duka
Sepiku.....
Dimana teman baikmu
Dimana kekasih hatimu
Dimana tambatan hati pelipur lara...
Lenyap.....Lenyap...
Semua lenyap tanpa bekas tapak,
tanpa bayangan, tanpa bisikan
Sepiku....menemani jiwa
Sabtu, 13 Juni 2009
BULAN SEPARUH DI PENGHUJUNG
Bulan separoh telah berlalu...
Lenyap....Ditelan kebimbangan Jiwa
Nurani melayang menggapai asa
Jari jemari terkait...
Merajut sisa-sisa jiwa yang lara
Tuk sambut hari tanpa makna
Dunia terbelah jadi dua tak sempurna
Busurpun patah...anak panahpun merana
Bulan separuh tenggelam dalam kebimbangan
Sunyipun terdampar ditengahnya malam
untuk rasakan cinta yang tak tercipta
Bulan separoh di penghujung tahun
Sisakan cerita duka.....
Penantianku dalam merajut kisah
Cinta sejati.....sepi, sunyi
Kamis, 02 April 2009
DOA KASIH
Tuhan Yang Maha Pengasih
Engkaulah sumber Kasih
Limpahkan KasihMu kepada
Orang yang telah mengasihiku
Tuhan Yang Maha Penyayang
Engkaulah Sumber Kasih Sayang
Limpahkan Kasih dab SayangMU
Kepada Orang yang senantiasa menyayangiku
Tuhan Izinkanlah Hamba
Untuk selalu dapat melimpahkan Kasih Sayang
Kepada Orang yang menyayangiku
Tuhan Ijinkanlah Hamba untuk
Sekedar menyapa kasih
Kepada orang-orang yang penuh
Mengasihi dan juga menyayangi
Alangkah indah dan bahagia
Bila hidup penuh dengan kasih
Dan sayang yang telah engkau pancarkan
Tuhan Izinkanlah aku untuk
Menyaksikan kebahagiaan orang-orang
Yang telah mengasihiku
Sebelum aku menutup mata kehidupanku.
* Ku tulis doa ini dipenghujung malam, menjelang hari Ulang Tahun Ku
semoga Tuhan memberi ku kesempatan tuk melimpahkan kasih kepada sesama.
Jumat, 09 Januari 2009
KISAH DI PENGHUJUNG TAHUN
Kucoba merajut sisa cinta di dada hingga menjadi kain selendang kehidupan.
Ku coba untuk bertahan dengan sisa air mata kesedihan.
Orang terkasih pulang kepangkuan sang pencipta….
Ini adalah kehendakMu…..
Biarlah kepedihan dan duka lara menjadi cerita di penghujung tahun ini
Akan ku kemas denganrapi cerita indah bersama kasihku.
Sebagai kenangan terindah dalam kehidupanku.
Kesendirian yang ku takutkan jadi nyata…..
Malam ini aku sendiri ………….
menikmat indahnya bintang bintang di penghujung malam
Tak ada teman untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah
Hati sedih berselimut duka lara.
Kudendangkan doa-doa saat kubersimpuh
Menghadap MU ya…Rabb
Ampunilah dosa-dosa kami,
Yang telah hanyut dalam kesenangan dunia sesaat.
Tuhan beri hamba kekuatan untuk hadapi hidup
Tanpa orang terkasih……
Untuk tetap tegar dalam merajut sisa cintaku ini
Amin………….. 31 Desember 2008
Ku coba untuk bertahan dengan sisa air mata kesedihan.
Orang terkasih pulang kepangkuan sang pencipta….
Ini adalah kehendakMu…..
Biarlah kepedihan dan duka lara menjadi cerita di penghujung tahun ini
Akan ku kemas denganrapi cerita indah bersama kasihku.
Sebagai kenangan terindah dalam kehidupanku.
Kesendirian yang ku takutkan jadi nyata…..
Malam ini aku sendiri ………….
menikmat indahnya bintang bintang di penghujung malam
Tak ada teman untuk berbagi cerita dan berkeluh kesah
Hati sedih berselimut duka lara.
Kudendangkan doa-doa saat kubersimpuh
Menghadap MU ya…Rabb
Ampunilah dosa-dosa kami,
Yang telah hanyut dalam kesenangan dunia sesaat.
Tuhan beri hamba kekuatan untuk hadapi hidup
Tanpa orang terkasih……
Untuk tetap tegar dalam merajut sisa cintaku ini
Amin………….. 31 Desember 2008
Sabtu, 03 Januari 2009
RINDUKU . . .
Biarlah Aku melebur wujudku yang tersiksa ini,
ke dalam kelopak matamu yang sendu.
Engkaulah Air terjun yang mengalir,
ke telaga telaga wujudku.
Biarlah Aku leleh seperti lilin,
yang terbakar di dalam tajamnya pandanganmu,
yang memikat dan lenyap dalam hangatnya pelukanmu.
Takdir menginginkan agar Aku,
mencintaimu dan tersiksa karenamu.
Maka jangan lari dariku,
Karena Akulah takdir yang menguasaimu.
Ketika kau tinggalkanAku tersesaat,
Aku tersiksa dan tersesat.
Yang dapat mengalirkan di telaga dunia ini,
dengan tetesan air mataku.
Disaat berjumpa,
seribu keinginan mendorongku untuk
memelukmu dengan kuat dan penuh kasih di dada.
Biarlah Aku terkoyak-koyak,
di dalam jiwa yang suci,
dan lenyap akrena kerinduan dan cinta,
di dalam wanginya yang memikat.
Biarlah Aku berenang seperti angsa,
di dalam lautan kedua matamu yang teduh.
Biarlah Aku tumbuk biji-biji hatiku,
dan kobaran kerinduanku,
di dalam pandanganmu yang penuh kasih.
Aku mencintaimu, sebanyak bintang di langit
dan sebanyak air di samudra.
Aku mencintaimu, dengan kekuatan gelombang yang menerpa,
dengan dasyatnya halilintar yang menyambar.
Sesungguhnya, Aku mati seribu kali karena kerinduanku padamu
ke dalam kelopak matamu yang sendu.
Engkaulah Air terjun yang mengalir,
ke telaga telaga wujudku.
Biarlah Aku leleh seperti lilin,
yang terbakar di dalam tajamnya pandanganmu,
yang memikat dan lenyap dalam hangatnya pelukanmu.
Takdir menginginkan agar Aku,
mencintaimu dan tersiksa karenamu.
Maka jangan lari dariku,
Karena Akulah takdir yang menguasaimu.
Ketika kau tinggalkanAku tersesaat,
Aku tersiksa dan tersesat.
Yang dapat mengalirkan di telaga dunia ini,
dengan tetesan air mataku.
Disaat berjumpa,
seribu keinginan mendorongku untuk
memelukmu dengan kuat dan penuh kasih di dada.
Biarlah Aku terkoyak-koyak,
di dalam jiwa yang suci,
dan lenyap akrena kerinduan dan cinta,
di dalam wanginya yang memikat.
Biarlah Aku berenang seperti angsa,
di dalam lautan kedua matamu yang teduh.
Biarlah Aku tumbuk biji-biji hatiku,
dan kobaran kerinduanku,
di dalam pandanganmu yang penuh kasih.
Aku mencintaimu, sebanyak bintang di langit
dan sebanyak air di samudra.
Aku mencintaimu, dengan kekuatan gelombang yang menerpa,
dengan dasyatnya halilintar yang menyambar.
Sesungguhnya, Aku mati seribu kali karena kerinduanku padamu
Langganan:
Postingan (Atom)